Kamis, 07 Juli 2011

Laporan PKP Matematika Kelas 5


  1. PENDAHULUAN


A.          Latar Belakang
Selain suatu hasil keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas ialah menggunakan media pembelajaran sebab kegiatan beajar mengajar pada hakekatnya adalah komunikasi, dalam proses komunikasi ini guru berperan sebagai komunikator yang akan menyampaikan pesan kepada siswa, agar pesan itu dapat diterima dengan baik oleh siswa, maka perlu suatu alat yaitu media pembelajaran.
Pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan harus dimiliki oleh seorang guru. Dr. Oemar Hamalk (1989), mengemukakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Pembelajaran yang berhasil, ditunjukan dengan dikuasinya materi pelajaran oleh siswa. Tingkat pengusaan siswa terhadap materi pembelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai hasil belajar. Namun demikian, kenyataan yang muncul dilapangan berdasarkan analisis dan refleksi hasil tes formatif materi tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri Sukareja Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu menunujkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Terbukti hanya 7 orang dari 22 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 75 % keatas.
Sebagai guru professional penulis berupaya untuk meningkatakan penguasaan siswa terhadap materi tersebut dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran, penelitian ini juga ditunjukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada program studi S-I PGSD FKIP Universitas Terbuka

B.           Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka yang menjadi fokus perbaikan untuk mata pelajaran Matematika adalah : “Bagaimana meningkatkan aktivitas dan penguasaan siswa tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana dengan menggunakan media alat peraga ? 

C.          Tujuan Perbaikan
Dalam kegiatan pembelajaran matematika diharapkan guru akan memiliki kemampuan-kemapuan untuk :
1.        Menjelaskan bagaimaana menyebutkan nama-nama bangun ruang.
2.        Mengunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan proses pembelajaran tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana.
3.        Meningkatkan aktivitas siswa dan pemahaman bangun ruang dengan penerapan media alat peraga tentang sifat-sifat bagun ruang sederhana.

D.          Manfaat Perbaikan
Adapun tindakan proses perbaikan pembelajaran ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat yang sangat berguna bagi :

  1. Bagi siswa
-          Meningkatkan taraf penguasaan terhadap matri
-          Dapat meningkatkan minat dan motivasi serta penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil belajarnya memuaskan.
  1. Bagi Guru,
-          Membantu guru dalam memperbaiki proses pembelajaran
-          Meningkatkan percaya diri
-          Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengembangkan tekhnik pembelajaran serta guru termotivasi untuk meningkatkan kenerjanya.
  1. Bagi Sekolah
-          Memperkaya teknik pembelajaran dan peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan di Sekolah.
-          Dapat menambah wahana pembelajaran menjadi lebih variatif sehingga mampu memajukan proses pendidikan di masa mendatang.





  1. KAJIAN PUSTAKA


A.          Pengertian Matematika
Matematika (dari bahasa Yunani :mathem atika) secara umum ditentukan sebagai kajian pola dari struktur, perubahan, dan ruang, tak resminya seorang dapat mengatakannya sebagai penulisan bilangan dan angka. Sedangkan di dalam pandangan formalis, Matematika adalah pemeriksaan aksioma yang mengeaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi Matematika, pandangan lain tergambar dalam filosofi Matematika.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering mempunyai asal dari ilmu pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi mathematikus juga mengeaskan dan menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam ilmu pasti, karena struktur mungkin menyediakan, untuk kajian, generalisasi pemersatu bagi beberapa sub-bidang, atau alat bantu untu penghitungan biasa.
Dalam topik pembahasan Matematika, terdapat satu topik yang paling mendasar, yaitu bagun ruang. Bangun ruang adalah subuah bagunan yang memiliki sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.


B.           Pengertian dan Prinsip-Prinsip Pendekatan Keterampilan Proses
1.      Pengertian
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 1992). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini.
Sumatowa (2006: 138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses didalam proses pembelajaran, antara lain :
a.       Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat dengan mudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
b.      Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.
c.       Meatih siswa untuk berfikir lebih kritis.
d.      Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
e.       Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru.
f.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
2.      Pendekatan Keterampilan Proses
Menurut (Semiawan, 1992), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu : (1) kemampuan mengamati, (2) kemampuan menghitung, (3) kemampuan mengukur, (4) kemampuan mengklasifikasi, (5) kemampuan menemukan hubungan, (6) kemampuan membuat prediksi (ramalan), (7) Kemampuan melaksanakan penelitian (percobaan), (8) kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, (9) kemampuan menginterpretasikan data, dan (10) kemampuan mengkomunikasikan hasil.
a.       Mengamati :
Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan melihat. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
b.      Kemampuan Menghitung :
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini.
c.       Kemampuan Mengukur :
Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang dapat mengetahui sesuatu yang diamatinya dengan mengukur apa yang diamatinya.
d.      Kemampuan Mengklasifikasi :
Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. Pengelompokkan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
e.       Kemampuan Menemukan Hubungan.
Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah : fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk menentukan hubungan antara sikap dan tindakan yang sesuai.
f.       Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan).
Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat ramalan atau perkiraan yang di dasari penalaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan membuat ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen

C.          Media Pembelajaran
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran.
Sedangkan, National, Education, Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang - dengan, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari pendapat-pendapat yang ada di atas dapatlah disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik dalam mengikuti pelajaran sehingga mendorong pencapaian proses belajar pada diri peserta didik. Sebagai kelengkapannya maka dapat diketahui beberapa jenis media belajar, diantaranya :
  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, postr, kartu, komik.
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
  3. Projekted Still Media : slide, proyektor, dan sejenisnya.
  4. Projected Motion Media : film, televisi, vidio, (VCD, DVD, VTR),  komputer dan sejenisnya
Dari pendapat-pendapat yang ada di atas dapatlah disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik dalam mengikuti pelajaran sehingga mendorong pencapaian proses belajar pada diri peserta didik. Sebagai kelengkapannya maka dapat diketahui beberapa jenis media belajar, diantaranya :
a.     . Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, postr, kartu, komik.
b.     Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
c.     Projekted Still Media : slide, proyektor, dan sejenisnya.
d.    Projected Motion Media : film, televisi, vidio, (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

D.          Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan prosedur penelitian seperti  berikut ini!
Modifikasi model Penelitian tindakan dari Kemmis dan Tagart










Right Arrow: Siklus I





















………………………………………………………………………………………







Right Arrow: Siklus II


Pelaksanaan
 














Keterangan:
Perencanaan. Uraikan langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta empirisyang diperlukan dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan scenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkatperangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan dikembangkan.
Pelaksanaan. Uraikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dikembangkan pada langkah perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini akan sesuai dengan hakikat teori yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang diadaptasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut hendaknya dibuat secara rinci, karena akan mencerminkan kualitas proses pembelajaran yang akan dihasilkan.
Observasi/Evaluasi. Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa sering obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut. Observasi yang utuh akan mencerminkan proses tindakan yang berlangsung. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, observasi sering dilengkapi dengan perekaman dengan tape atau video. Evaluasi biasanya dilakukan untuk mengukur obyek produk, misalnya kualitas proses pembelajaran, sikap siswa, kompetensi praktikal, atau tanggapan siswa. Untuk itu, uraikan evaluasi yang dilakukan, jenisnya dan tujuannya, dan untuk mengukur apa evaluasi itu dilakukan.
Refleksi. Hasil observasi dan evaluasi selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya baik yang terkait dengan proses maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan untuk memformulasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahaman dan atau hambatan-hambatan yang mengganjal upaya dalam pencapaian tujuan secara optimal, dan respon siswa. Refleksi ini harus dijelaskan secara rinci. Tujuannya adalah untuk melakukan adaptasi terhadap strategi/pendekatan/metode/model pembelajaran yang diterapkan, lebih memantapkan perencanaan, dan langkah-langkah tindakan yang lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan tindakan selanjutnya.





  1. PELAKSANAAN PERBAIKAN
A.    Subjek Penelitian
Lokasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V (lima) SD Negeri Sukareja Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu. Waktu pelaksanaan adalah dimulai dari tanggal 3 sampai dengan 17 Maret 2011 dengan rincian sebagai berikut :
1.      Lokasi

2.      Struktur Organisasi SD Negeri Sukareja











3.      Jadwal Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan dan fokus perbaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran Matematika
No
Waktu
Siklus
Fokus Perbaikan
1
Kamis, 10 Maret 2011
I
·         Siswa mau menunjukan satu persatu bangun ruang dan menyebutkan nama bangun ruang tersebut.
·         Siswa mampu menjawab pertanyaan guru tentang sifat-sifat bangun  tabung, balok, kubus, dan kerucut dilengkapi alat peraga yang ada.
2
Kamis, 17 Maret 2011
II
·         Menyebutkan jumlah Rusuk, sisi dan titik sudut pada bangun ruang balok, kubus, dan kerucut

4.      Karakteristik
Karakteristik siswa Kelas V (lima) SD Negeri Sukareja adalah sebagai berikut : jumlah siswa 22 orang, siswa laki-laki 12 orang dan jumlah siswa perempuan 10 orang. Sedangkan latar belakang siswa berasal dari keluarga dengan tingkat kehidupan yang beragam, 40% pekerjaan orang tua siswa Swasta, 30% pekerjaan orang tua siswa buruh dan Petani, 20% pekerjaan orang tua siswa pedagang dan tukang bangunan, dan 10% pekerjaan orang tua siswa pegawai negeri sipil.
B.     Deskripsi Per-Siklus
1.   Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan penguasaan siswa tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana dengan menggunakan media alat peraga dilaksanakan dalam dua Siklus pembelajaran yang meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada setiap Siklus perbaikan, penulis dibantu oleh teman sejawat dan supervisor.
2.   Hasil Perbaikan
1.      Siklus I
Tujuan Perbaikan
·          Siswa mau menunjukan satu persatu bangun ruang dan menyebutkan nama bangun ruang tersebut.
·         Siswa mampu menjawab pertanyaan guru tentang sifat-sifat bangun  tabung, balok, kubus, dan kerucut dilengkapi alat peraga yang ada.

I.       Kegiatan awal ( 5 menit )
Melakukan Tanya jawab tentang
    1. Macam-macam bangun ruang.
    2. Bentuk-bentuk bangun rungan.
    3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum menyampaikan arti pembelajaran.

II.    Kegiatan Inti ( 25 menit )
a.       Guru mendemonstrasikan tentang bangun ruang ( 5 menit ).
b.      Guru melakkan Tanya jawab tentang bangun ruang (  5 menit ).
1.      Sebutkan sifat-sifat dari bangun ruang  kubus.
2.      Berapa jumlah sisi pada tabung.
3.      Berapakah jumlah rusuk pada balok.
c.       Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dan diberikan tugas
d.      Mengerjakan lembar kerja kelompok kemudian perwakilan dari kelompok untuk mempersentasikannya didepan kelas  ( 15 menit ).


III. Kegiatan Akhir ( 5 menit )
a.       Siswa bersama-sama guru membuat rangkuman bangun ruang dan sifat-sifat bangun ruang.

2.      Siklus II
Tujuan Perbaikan
Mengaplikasikan pemahaman siswa tentang bangun ruang
·         Menyebutkan jumlah Rusuk, sisi dan titik sudut pada bangun ruang balok, kubus, dan Kerucut
I.       Kegiatan awal ( 5 menit )
    1. Mengkodisikan siswa siap belajar
    2. Memotifasi siswa melalui Tanya jawab dan peragaan tentang bangun ruang
    3. Apersepsi melalui Tanya jawab tentang nama bangun yang sudah dipelajari sebelumnya. Perntanyaan yang diajukan adalah persegi, persegi panjang dan segitiga.
    4. Menyampaikan tujuan dari kegiatan pembelajaran

II.    Kegiatan Inti ( 25 menit )
a.       Guru mendemonstrasikan macam-macam bangun ruang dengan alat perga yang terbuat dari kertas karton yang berbentuk kubus, balok dan kerucut
b.      Menunjukan jumlah rusuk, sisi dan titik sudut dengan peragaan langsung
c.       Membagikan lembar kerja kelompok (LKK)
d.      Siswa Mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
e.       Tanya jawab dan kesimpulan

III. Kegiatan Akhir ( 5 menit )
b.      Evaluasi akhir pelajran
c.       Memberikan tugas PR
d.      Menutup pelajaran

  1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.    Deskripsi per-Siklus
1.         Siklus I (pertama)
Dari pelaksanaan kegiatan pembalajaran pada Siklus I (pertama) pada siswa Kelas V SD Negeri Sukareja, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I (pertama)
Grafik 1
Data Siswa Yang Memperoleh Nilai Pada Siklus I (pertama)
Berdasarkan tabel 1 dan Grafik 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja pada Siklus I (pertama) mencapai rata-rata 56,82 dengan rincian dari 20 siswa, yang nilanya tuntas hanya 2 siswa yang mendapat nilai 80, dan ada 4 siswa lagi mendapat nilai 70, kemudian yang tidak tuntas ada 5 siswa mendapat nilai 60, ada 8 siswa mendapat nilai 50, ada 2 orang mendapat nilai 40, dan ada 1 siswa mendapat nilai 30, jadi persentase ketuntasan siswa 27,27%, sehingga dapat dikatagorikan buruk.










Tabel 2
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II (kedua)







Data Siswa Yang Memperoleh Nilai Pada Siklus II (kedua)
Berdasarkan tabel 2 dan Grafik 2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja pada Siklus II (kedua) mencapai rata-rata 80,45 dengan rincian dari 20 siswa, yang nilanya tuntas hanya 2 siswa yang mendapat nilai 100, dan ada 6 siswa lagi mendapat nilai 90, dan ada 7 siswa lagi mendapat nilai 80, serta ada 5 siswa lagi yang mendapat nilai 70,masih ada juga nilai tidak tuntas namum hanya 2 siswa mendapat nilai 60, jadi secara  keseluruhan dari hasil pembelajaran siklus II (kedua) presentase ketuntasan siswa mencapai 90,90 %, sehingga dapat di katagorikan sangat baik.



\



Grafik 3
Rata-rata Nilai Tes dan Presentase Tuntas
Perbandingan Siklus I dan Siklus II

Dari diagram kelihatan pada Siklus I (pertama) nilai rata-rata 56,82, dan Persentase Tuntas 27,27% dengan katagori buruk, dan pada Siklus II (kedua) nilai rata-rata 80,45, dan Persentase Tuntas mencapai 90,90%, sehingga dapat dikatagorikan sangat baik.

B.     Pembahasan
Dalam pembahasan tentunya mengacu pada hasil analisis di atas, sehingga dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Siswa memiliki masalah dalam hal motivasi dan keaktifan dalam belajar Matematika karena sistem pembelajaran yang konvensional dan tidak maksimalnya penggunaan media belajar yang menarik.
2.      Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan upaya perbaikan dengan mengggunakan alat peraga. Upaya ini dilakukan dalam dua Siklus bersama teman sejawat yang berperan sebagai observer.
3.       Pendekatan yang dilakukan ialah pada materi sifat-sidat bangun ruang sederhana, yang dalam pelaksanaannya penulis berusaha memanfaatkan alat peraga untuk meningkatkan motivasi dan keaktian siswa, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal.

C.    Refleksi
 Berdasarkan lembar observasi masih terjadi kelemahan-kelemahan mendasar pada saat perbaikan pembelajaran Siklus I (pertama), antara lain :
a.       Contoh yang disajikan guru masih kurang.
b.      Sistematika penyajian perlu diperbaiki. Pada saat tahap pengenalan konsep mestinya peneliti menggunakan pengetahuan siswa yang dikuasai tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana dengan menggunakan media alat peraga.
c.       Sebagian siswa masih belum memahami penjelasan guru. Sedangkan arah kekuatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada Siklus II (kedua) yaitu meliputi :
1.      Pembelajaran inkuiri berimbas positif terhadap perubahan aktifitas dalam kreatifitas siswa.
2.      Alat peraga cukup komunikatif dalam menyampaikan pesan pembelajaran.
Selain hal tersebut agar kemampuan siswa individual dapat diukur, pada penugasan kelompok ada perintah untuk pengerjaan secara individual dalam naungan kelompok. Sedangkan pada Siklus II (kedua) berdasarkan hasil observasi (terlampir) yang dilakukan rekan sejawat dan supervisor, didapati kekuatan-kekuatan perbaikan pembelajaran Siklus II (kedua) antara lain :
a)      Penjelasan guru menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
b)      Contoh dan latihan disampaikan relevan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
c)      Sistematika penyajian terurut dengan baik.
Sebagai tindaklanjut dari Siklus I (pertama) apabila masih kurang berhasil sebagai penyelesaian berikutnya akan tindaklanjuti melalui Siklus II (kedua). Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran pada Siklus II (kedua) tentunya melalui konsultasi dengan teman sejawat dan bimbingan supervisor

D.    Hal-hal yang unik
a.       Hal –hal unik yang muncul pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran diantaranya. Pada siklus I siswa bnyak yang melirik dan meperhatikan gerak gerik pengamat, sehungga pembelajaran kurang efektif tetapi setelah diberi tahu maksud kedatangan tamu tersebut siswa baru terlihat tentang dalam mengikuti pembelajaran.
b.      Kejadian lain yaitu pada siklus II, ada seorang siswa yang bernama Dede Setiwan selain meningkatnya prestasi belajar, juga menunjukan kedisiplinan dalam waktu belajar, bahkan ia lebih aktif dalam diskusi. Padahal tadinya sangat kurang bahkan sering mengamuk saat proses belajar mengajar berlangsung.
Bedasarkan proses di atas menunjukan perubahan pemebelajaran yang dilakukan penulis ini, berarti keberhasilan pembelajaran antara lain ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas, pemberian motivasi dan pedekatan lengsung pada siswa yang bermasalah.













  1.  KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil perbaikan mengenai “pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah bagi siswa Kelas V SD Negeri Sukareja, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar Matematika pada siswa Kelas V SD Negeri Sukareja. Hal ini diketahui dari peningkatan rata-rata nilai hasil belajar pada Siklus I (pertama) ke Siklus II (kedua) sebesar 63,63%. Peningkatan skor siswa diasumsikan merupakan akibat dari perlakuan yang lebih diberikan penekanan kepada siswa dengan menggunakan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah..
Jawaban atas pertanyaan penulisan yang diajukan pada rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a.       Hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja dalam materi sifat-sifat bangun ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika pada Siklus I (pertama) sangat tidak memuaskan, dengan rata-rata nilai, 56,82.
b.      Perbedaan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja dalam materi sifat-sifat bangun ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran cukup signifikan, yaitu rata-rata sebesar 80,45.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan penggunaan media alat peraga tentang sifat-sifat bagun ruang sederhana pada pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja, maka penulis memiliki beberapa saran tindak lanjut, yaitu berupa :
a.       Pemilihan dan penggunaan alat peraga yang sesuai berkontribusi positif dalam perbaikan pembelajaran, karena itu disarankan kepada teman sejawat agar senantiasa untuk melakukan perbaikan setiap pembelajaran, misalnya : pemilihan alat dan media yang sesuai.
b.      Disarankan teman sejawat berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.
c.       Untuk lebih meningkatkan penguasaan tuntutan guru yang profesional, perlu dilakukan penyegaran melalui Kelompok kerja Guru (KKG) dalam upaya berbagi pendapat dan tukar pengalaman.
























DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas ( 2008 ) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas IV
Drs. H. Udin S. Winataputra, MA., dkk Strategi Belajar Mengajar (PGSD 2201) Penerbit Universitas Terbuka
Gatot Muhsetyo, dkk Pembelajaran Matematika SD (PDGK 4406) Penerbit Universitas Terbuka
I.G.A.K Wardani, Kuswara Penelitian Tindakan Kelas (IDIK 4008) Penerbit Universitas Terbuka
TIM TAP FKIP. UT Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP (IDIK4500) Penerbit Universitas Terbuka
TIM FKIP Pemantapan Kemapuan Profesional (PDGK 4501) Penerbit Universitas Terbuka